Refleksi Pasar Kediri: Lompatan Layanan Joyoboyo
thevalleyrattler.com – Setiap akhir tahun, kota kediri selalu punya cerita tentang perubahan. Tahun ini, sorotan mengarah ke Perumda Pasar Joyoboyo, sebuah ikon perdagangan rakyat di kediri yang sedang berbenah serius. Dalam refleksi akhir tahun 2025, Wali Kota Kediri, akrab disapa Mbak Wali, kembali menegaskan komitmen kuat untuk memperbaiki mutu layanan pasar. Bukan sekadar janji, namun arah kebijakan nyata agar warga kediri merasakan pasar yang lebih tertata, bersih, manusiawi, serta relevan dengan kebutuhan zaman.
Refleksi akhir tahun Perumda Pasar Joyoboyo bukan agenda seremonial biasa. Forum ini menjadi cermin besar bagi pengelola pasar di kediri untuk mengevaluasi capaian, mengakui kekurangan, lalu menyusun langkah perbaikan konkret. Di tengah dinamika ekonomi, eksistensi pasar tradisional sering tertekan oleh pusat belanja modern. Namun kediri memilih jalur berbeda. Kota ini berusaha mengangkat martabat pasar rakyat agar tetap hidup, berdaya saing, sekaligus menjadi ruang ekonomi inklusif bagi pedagang kecil serta masyarakat luas.
Refleksi akhir tahun Perumda Pasar Joyoboyo memberi pesan kuat tentang arah pembangunan kediri. Pemerintah kota tidak sekadar membenahi infrastruktur, melainkan mengubah paradigma pengelolaan pasar. Perumda tidak cukup hanya mengejar pendapatan, tetapi wajib memprioritaskan kualitas layanan. Langkah ini penting, sebab pasar menjadi wajah ekonomi keseharian warga kediri, tempat ribuan transaksi berlangsung, serta sumber penghidupan bagi banyak keluarga.
Dari sudut pandang pribadi, kebijakan ini patut diapresiasi karena menyentuh inti persoalan klasik pasar. Mulai dari kebersihan, kenyamanan, keamanan, hingga tata kelola retribusi. Pasar di kediri sering dicap semrawut, becek, kurang ramah pengunjung. Komitmen Mbak Wali untuk meningkatkan kinerja Perumda Joyoboyo menunjukkan keberanian mengakui masalah serta tekad kuat memperbaikinya. Transformasi budaya kerja menjadi kunci agar perubahan tidak berhenti pada proyek fisik semata.
Refleksi tersebut juga mengingatkan bahwa kediri sedang berada di persimpangan modernisasi. Di satu sisi, teknologi digital mengubah pola belanja warga. Di sisi lain, banyak pedagang kecil belum siap masuk ekosistem daring. Ketika pemerintah memberi perhatian serius pada pasar tradisional, kediri sesungguhnya sedang menjaga keseimbangan. Modern, namun tetap berpihak pada ekonomi rakyat. Menurut saya, arah semacam ini layak dijadikan model bagi kota lain.
Berbicara tentang peningkatan kinerja, Perumda Pasar Joyoboyo kediri dihadapkan pada tiga tantangan utama. Pertama, efisiensi manajemen. Kedua, kualitas SDM pengelola. Ketiga, respons cepat terhadap kebutuhan pedagang serta pembeli. Kinerja tidak lagi bisa diukur sebatas laporan keuangan. Ukuran keberhasilan harus mencakup kepuasan pengunjung, kemudahan akses, serta keadilan bagi pedagang kecil. Bila indikator ini diperhatikan serius, Perumda akan bergerak lebih profesional.
Dari sisi manajemen, saya melihat peluang besar bagi kediri untuk mengadopsi praktik bisnis modern tanpa menghilangkan karakter pasar tradisional. Misalnya pemetaan area jualan yang lebih teratur, penataan sirkulasi pengunjung, hingga sistem informasi sederhana mengenai ketersediaan kios. Transparansi biaya sewa serta retribusi pun perlu diperjelas. Langkah-langkah ini mungkin tampak teknis, namun sangat menentukan rasa percaya pedagang kepada pengelola pasar.
Peningkatan kinerja juga menyentuh aspek hubungan manusia. Perumda Pasar Joyoboyo di kediri perlu membangun komunikasi dua arah dengan komunitas pedagang. Bukan hanya mengeluarkan kebijakan dari atas, tetapi mengajak pelaku pasar berdiskusi. Pelatihan singkat mengenai layanan pelanggan, literasi keuangan, hingga pemanfaatan media sosial untuk promosi dapat menjadi program rutin. Bila pedagang naik kelas, otomatis citra pasar ikut terangkat.
Komitmen peningkatan layanan pasar memiliki dampak langsung terhadap kualitas hidup warga kediri. Pasar yang tertata rapi memudahkan masyarakat memperoleh kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau. Selain itu, lingkungan yang bersih serta higienis mengurangi risiko penyakit. Bagi keluarga muda di kediri, pengalaman berbelanja pun menjadi lebih menyenangkan. Pasar tidak lagi identik dengan becek, bau, atau sesak, melainkan ruang publik yang ramah.
Saya memandang pasar sebagai barometer kepedulian pemerintah kota terhadap warganya. Bila pasar Joyoboyo di kediri mampu memberikan layanan manusiawi, aman, serta transparan, maka kepercayaan publik meningkat. Hal ini berdampak pada partisipasi masyarakat yang lebih besar terhadap program-program lain. Pasar yang baik mencerminkan tata kelola kota yang baik. Karena itu, transformasi layanan tidak boleh berhenti di permukaan, tetapi menembus ke proses dan kultur kerja.
Dimensi lain yang menarik yakni integrasi teknologi. Kediri punya peluang mengembangkan layanan informasi pasar berbasis aplikasi sederhana. Misalnya pemberitahuan jam operasional, promosi produk lokal, hingga informasi harga rata-rata kebutuhan pokok. Langkah ini membantu pembeli merencanakan belanja, sekaligus membuka kanal promosi bagi pedagang. Namun inovasi digital harus tetap memperhatikan inklusi, agar pedagang senior tidak tertinggal.
Peningkatan kinerja Perumda Pasar Joyoboyo tidak hanya soal angka pendapatan, tetapi juga kesejahteraan pelaku ekonomi lokal kediri. Pedagang kecil mengandalkan pasar sebagai sumber nafkah. Ketika pengelolaan membaik, jumlah pengunjung cenderung naik. Perputaran uang di kediri pun semakin besar. Hal tersebut memberikan efek berantai pada sektor lain, mulai dari transportasi, jasa angkut, hingga pemasok dari desa sekitar kota.
Dari perspektif konsumen, perubahan layanan pasar menghadirkan rasa aman serta nyaman. Warga kediri tidak perlu lagi ragu membawa anak ketika berbelanja. Area lebih tertib, jalur keluar masuk jelas, fasilitas umum lebih terawat. Hal sederhana seperti toilet bersih serta tempat sampah memadai sering terlupakan, padahal sangat menentukan pengalaman pengunjung. Ketika aspek-aspek dasar ini terpenuhi, loyalitas konsumen tumbuh secara alami.
Saya melihat kediri berpeluang menjadikan Pasar Joyoboyo sebagai laboratorium kebijakan ekonomi kerakyatan. Bila transformasi layanan berhasil, kota ini bisa mengembangkan model serupa ke pasar lain. Program pemberdayaan pedagang, seperti akses permodalan mikro, bimbingan pencatatan keuangan, hingga inkubasi usaha kuliner lokal, dapat disinergikan dengan BUMD serta lembaga lain. Dengan cara itu, pasar tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga ruang pembelajaran bisnis bagi warga.
Meski arah kebijakan sudah jelas, proses modernisasi pasar tradisional di kediri tidak lepas dari tantangan. Resistensi perubahan kerap muncul saat kebijakan menyentuh zonasi kios, penertiban pedagang kaki lima, atau penyesuaian tarif. Sebagian pelaku usaha merasa cemas kehilangan pelanggan atau kesulitan mengikuti aturan baru. Tanpa pendekatan komunikasi yang empatik, transformasi justru menimbulkan konflik berkepanjangan.
Dari sudut pandang saya, kunci keberhasilan modernisasi pasar Joyoboyo di kediri terletak pada keseimbangan antara penegakan aturan serta dialog. Pemerintah perlu menjelaskan manfaat jangka panjang, menghadirkan contoh nyata keberhasilan, sekaligus menyediakan pendampingan. Edukasi perlu disampaikan dengan bahasa sederhana. Pendekatan ini membuat pedagang merasa dilibatkan, bukan sekadar menjadi objek kebijakan.
Selain faktor sosial, tantangan lain berupa persaingan dengan ritel modern serta platform belanja daring. Warga kediri semakin akrab dengan layanan pesan-antar. Untuk menjawab hal ini, pasar bisa mengembangkan layanan titip belanja atau kolaborasi dengan ojek daring lokal. Pedagang tetap berjualan di lapak fisik, sementara jangkauan mereka meluas lewat kanal digital. Menurut saya, sinergi semacam ini jauh lebih realistis dibanding memusuhi perubahan teknologi.
Refleksi akhir tahun Perumda Pasar Joyoboyo juga menyoroti peran kepemimpinan. Mbak Wali Kediri menempatkan isu pasar sebagai bagian strategi besar pembangunan kota. Komitmen tersebut tampak melalui dorongan peningkatan kinerja BUMD secara menyeluruh, bukan hanya sektor pasar. Namun fokus pada Perumda Joyoboyo punya makna simbolis, sebab pasar adalah urat nadi ekonomi rakyat kediri.
Dari kacamata analitis, gaya kepemimpinan yang menekankan pelayanan publik memberi arah jelas bagi birokrasi. Perumda tidak lagi boleh beroperasi dengan pola administratif lama. Budaya kerja harus berorientasi hasil nyata bagi warga kediri. Kejelasan visi dari pucuk pimpinan menjadi modal penting untuk menggerakkan jajaran teknis, mulai dari direksi, staf administrasi, hingga petugas lapangan pasar.
Saya menilai konsistensi akan menjadi ujian terbesar. Refleksi akhir tahun mudah diisi dengan pernyataan normatif. Namun kediri butuh keberlanjutan program. Mulai dari penganggaran, pengawasan pelaksanaan, hingga evaluasi berbasis data. Bila Mbak Wali mampu menjaga ritme ini, maka dalam beberapa tahun ke depan, wajah pasar tradisional kediri berpotensi berubah signifikan, tanpa kehilangan ruh kerakyatannya.
Pada akhirnya, refleksi akhir tahun Perumda Pasar Joyoboyo menjadi ajakan bagi seluruh warga kediri untuk turut terlibat. Pasar bukan hanya urusan pemerintah atau pedagang, melainkan ruang bersama. Komitmen peningkatan kinerja serta layanan perlu disambut dengan partisipasi aktif masyarakat. Pembeli menjaga kebersihan, pedagang meningkatkan mutu dagangan, pemerintah memperbaiki tata kelola. Bila tiga unsur ini bergerak seirama, kediri akan memiliki pasar rakyat yang bukan sekadar tempat transaksi, tetapi juga simbol kebersamaan serta kemandirian ekonomi kota.
thevalleyrattler.com – Untuk pemilik kulit kering, memilih bedak sering terasa seperti perjudian. Alih-alih tampilan halus,…
thevalleyrattler.com – Boxing Day selalu menghadirkan cerita spesial, terlebih saat skor pertandingan ikut mengubah peta…
thevalleyrattler.com – Kasus dugaan suap proyek infrastruktur di Kabupaten Bekasi kembali naik ke panggung nasional…
thevalleyrattler.com – Menjelang libur panjang Natal serta Tahun Baru, aktivitas finansial di Bursa Efek Indonesia…
thevalleyrattler.com – Isu transportasi publik kembali meramaikan nasional news menjelang pergantian tahun. Usulan Gubernur Jawa…
thevalleyrattler.com – Bursa finansial sering dipersepsikan sebatas ruang transaksi angka, grafik, serta laporan kinerja emiten.…